Kisah Perjuangan Menyebar Berita Kemerdekaan Hingga Kepulauan

Koran berbahasa Madura di masa lalu yang menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia. (Foto/LingkarJatim)


Ngoser.ID – Tidak seperti saat ini yang begitu mudah menyebarkan informasi perayaan kemerdekaan Indonesia, dulu para pendukung republik harus berjuang sekuat tenaga. Minimnya sarana penghubung dan terbatasnya media komunikasi, membuat kabar kemerdekaan tak datang secara  bersamaan. Seperti di Sumenep, kota paling timur nusa Madura yang memiliki gugusan pulau. Kabar kemerdekaan di kepulauan Sumenep, bahkan baru tersiar kira-kira dua minggu pasca diproklamirkan.

Kabar penting itu datang berkat peran Sjafioedin Astrojoedo, yang kala itu baru saja diangkat sebagai Wedana Kangean. Ia secara khusus ditugaskan oleh Residen Madura untuk menyampaikan berita kemerdekaan Indonesia kepada penduduk setempat .

Awal September 1945 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi penduduk Kangean. Didampingi oleh Camat Arjasa R. Abdoeraoef Mangoenharto, Wedana Astrojoedo bergegas menemui penduduk  menyampaikan kabar gembira.

Di hadapan hadirin, ia menyampaikan bahwa masa pemerintahan Jepang sudah berakhir, dan proklamasi kemerdekaan Indonesia telah dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta beberapa pekan sebelum dirinya datang ke Pulau Kangean.

Mendengar kabar tersebut, massa yang datang seketika terlihat sumringah. Rasa gembira dan penuh syukur terpancar dari setiap wajah yang selama bertahun-tahun dilanda kesulitan.

Dalam kesempatan yang singkat itu, Wedana Astrojoedo juga memerintahkan agar setiap rumah mengibarkan bendera merah putih sebagai tanda merdeka, dan meminta setiap gedung perkantoran yang sebelumnya dikuasai oleh militer Jepang diubah namanya menjadi milik republik.

Tak lupa ia juga menghimbau agar penduduk  tak lagi menjaga  pos-pos pengintaian yang dibangun oleh Jepang, dan mempersilahkan masyarakat menerangi kembali rumah-rumah mereka pada malam hari.

Untuk mempercepat informasi kemerdekaan RI di pulau-pulau lain yang ada di sekitar Kangean, sang wedana juga mengutus R. Patmodiwirjo, Camat Sapeken untuk kembali ke wilayahnya agar kabar serupa cepat sampai ke penduduk setempat.

Datangnya Utusan Republik

Sekalipun pemerintah telah memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, usaha-usaha untuk merusak perjuangan rakyat ternyata masih muncul dari berbagai pihak, terutama dari pihak meliter sekutu dan para pegawai sipil Hindia Belanda pasca meletusnya Perang Dunia II.

Menanggapi kejadian tersebut, pemerintah RI mulai bersikap siap, awas dan waspada, yang kemudian dikenal dengan Masa Bersiap. Personel pemerintah Republik Indonesia terus giat menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangangan masyarakat.

Sebagaimana yang terlihat dari upaya Pemerintah Karesidenan Madura pada bulan Oktober 1945, mereka menugaskan beberapa pegawainya berkunjung ke Pulau Kangean untuk menghadiri rapat umum yang digelar di lapangan Kecamatan Arjasa.

Pada kesempatan itu, para pejabat yang datang memberikan arahan dan pandangannya terkait pentingnya arti dan makna kemerdekaan Indonesia yang selama beratus-ratus tahun dijajah negara lain.

Dalam rapat tersebut lahir pula beberapa kesepakatan dan pernyataan setia dari penduduk Kangean atas perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Yang di antaranya berisi beberapa poin sebagai berikut :

-          - Pemerintah Republik Indonesia merupakan satu satunya pemerintahan yang sah di wilayah Indonesia.

-          - Mengakui Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Pasca rapat umum tersebut, penyuluhan untuk menumbuhkan semangat persatuan dan nasionalisme tetap diadakan secara rutin. Pertemuan tersebut digelar sampai ke tingkat desa dengan mengundang para pengurus RT dan pegawai negeri setempat.

(Diambil dari website sumeneptempodulu.or.id, yang judul Geliat Para Pejuang Menyebar Berita Kemerdekaan RI Hingga ke Kepulauan Sumenep, dengan sedikit perubahan)

Stedu/Ng

Posting Komentar

0 Komentar