Asal-usul Kiai Abdul Qidam Pandiyan (1)

 

Peta sebagian Madura dan Pamekasan (ditulis dengan ejaan Pamakassang) tahun 1818. Insert foto makam Kiai Abdul Qidam dan istrinya. (Sumber foto: Rijksmuseum. Sumber foto insert: 5wali Institute)

Ngoser.ID - Sosok ini sering disebut sebagai leluhur adipati-adipati Sumenep penghabisan, atau khususnya yang bisa disebut juga dinasti terakhir. Dinasti yang dinisbatkan pada Bindara Saot alias Tumenggung Tirtonegoro, Adipati Sumenep pada 1750-1762 M. Bindara Saot menjadi Adipati setelah diambil sebagai suami oleh Raden Ayu Asmana atau Rasmana, adipati perempuan Sumenep sebelumnya. Rasmana konon merupakan janda. Suaminya bernama Raden Tirtonegoro. Nama ini kemudian digunakan Bindara Saot setelah menerima anugerah berupa penyerahan sebagai Adipati Sumenep dari isterinya.

Kiai Abdul Qidam Pandiyan adalah kakek Bindara Saot dari jalur ayahnya. Urutannya: Bindara Saot-Entol Bungso (Kiai Abdullah Batuampar)-Kiai Abdul Qidam. Pandiyan disebut-sebut sebagai nama lainnya, lengkapnya Raden Pandiyan. Perihal nama ini akan dibahas nanti.

Tidak seperti anak maupun cucunya, Kiai Abdul Qidam tidak banyak dibincang di beberapa literatur (baik naskah maupun riwayat lisan) di lingkungan dinasti Saot. Namanya tidak begitu dikenal. Begitu juga makamnya di kawasan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan.

Peziarah dan tim 5wali Institute di makam Kiai Abdul Qidam. (5wali Institute)


Ya, Kiai Abdul Qidam memang dimakamkan di Desa Arsoji. Dari jalan utama, komplek makam beliau sekira 30 meter ke timur, melalui sebuah jalan setapak. Posisinya tepat di belakang markas Koramil Larangan.

Tidak seperti makam anak dan cucunya itu, makam Kiai Abdul Qidam sepi peziarah. Kiai Abdullah (Entol Bungso), sang anak, dimakamkan di Batuampar, kawasan istimewa sejak paruh kedua abad 18 hingga berakhirnya dinasti Saot di 1929. Secara tradisi, makam Entol Bungso tetap dikeramatkan, khususnya di kalangan keluarga bangsawan Sumenep dan para pengikutnya. Kendati sudah tidak berada di lingkaran kekuasaan.

Begitu juga makam Bindara Saot di Asta Tinggi, yang berkumpul dengan makam para penguasa Sumenep sebelum dirinya, juga menjadi salah satu sasaran anak panah penting wisata religi hingga abad ini.

Di edisi kali ini, Ngoser.ID mencoba mengulas asal-usul tokoh yang tidak banyak dibincang itu. Baik dari sisi nasabnya yang beragam versi, maupun latar belakang sekaligus kiprah hidupnya yang masih buram dan mungkin perlu dipertegas.

Ng

Posting Komentar

0 Komentar