Pusaka Keraton Sumenep, di Antara Gelar dan Mahar

 

Ilustrasi keris Madura. (Sumber foto: Koleksi Tropen Museum)

Ngoser.ID – Keraton Sumenep dikenal menyimpan berbagai jenis senjata keris pusaka yang berkualitas tinggi. Baik dari segi pamor, besi atau wilahnya, bentuk, hingga yang sifatnya mistis, yakni tuahnya.

Tidak sedikit kolektor pusaka dari luar Sumenep yang mencoba berburu pusaka peninggalan Raja-raja Sumenep ini. Terutama yang paling terkenal ialah pusaka peninggalan Raja-raja dari Dinasti Bindara Saot, khususnya lagi peninggalan Panembahan Sumolo dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat.

Sebutan yang umum di Sumenep, pusaka peninggalan para raja itu namanya Jenengan Dhalem.

Mengenai keris pusaka Jenengan Dhalem menurut para sepuh dan ahli pusaka, banyak jumlahnya. Kendati begitu, memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan pusaka yang dibuat empu lain di Sumenep.

Konon, pusaka-pusaka Jenengan Dhalem, empunya khusus. Seperti di masa Panembahan Sumolo itu empunya bernama Kiai Brungbung (dalam ejaan lain, Brumbung). Sedangkan di masa Sultan Abdurrahman, empunya ada yang bernama Kiyai Citranala. Dengan demikian, bisa dibedakan jenis dan ciri khasnya dengan pusaka yang dibuat oleh empu lainnya.

Dari jumlah pusaka Jenengan Dhalem yang diperkirakan ratusan itu, menurut sumber keluarga keraton, sebagian kecil memiliki julukan atau berjuluk. Nama julukan itu biasanya disesuaikan dengan maksud pembuat pusaka atau didasarkan pada kejadian luar biasa yang disebabkan oleh pusaka tersebut.

Seperti salah satu keris pusaka kerato yang yang berjuluk ‘Se Dhamar’ misalnya. Kisahnya dahulu, pusaka ini bisa memancarkan cahaya terang di malam hari.

Berdasar info yang dihimpun Ngoser.ID, terdapat puluhan pusaka dhalem yang berjuluk atau memiliki nama. Di antaranya, Nogo Besuki, Tondung Perrang, Se Dhamar, Se Serrang Lebat, dan Se Lajing.

Di samping itu juga ada yang disebut Se Sa’ang, Se Cena Mabu’, Se Laden, Se Jarum Kerras, Se Parot, Se Sopenna, Se Sonar, Se Tamba’,  Se Lendhu, Se Komala, Se Megantara, Se Rendheng, Se Serrang Dayu, Se Maliyas, Se Tamoni, Se Daddhali, Se Banjir, Se Pandita, Se Pangkat, Se Jarum Paet, Se Setan Dunnya, dan   Se Salamet atau Se Wahyuningsih.

Tak hanya, itu ada juga Se Kellot, Se Tampakadam, Se Yasin, Se Lacot, Se Banyabak, Se Tambi, Se Kelama’, Se Colet, dan beberapa lainnya.

Di kalangan Sumenep, pusaka yang berjuluk itu juga jelas memiliki nilai sejarah, sekaligus nilai komersil yang lebih tinggi.

Ng

Posting Komentar

2 Komentar