Ngoser.ID - Badai pandemik mulai mereda. Setelah sempat tertunda tahun 2020 kemarin, akhir bulan Mei 2021 lalu, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Balar DIY) kembali memberangkatkan tim penelitinya menuju Pulau Kangean yang terletak di sebelah timur Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Penundaan itu sejatinya hanya dalam kegiatan penelitian lapangannya saja, dan digantikan dengan desk study di tahun 2020.
Dalam lembaran sejarah Nusantara, Kangean
juga tidak asing. Namanya bahkan disebut dalam sumber-sumber tulisan tentang
delapan daerah besar di masa Majapahit. Ggaliyo, begitu Prapanca dalam Negara
Kretagama, menyebut nama pulau ini saat menuliskan cerita tentang kepulauan
Kangean.
Kembali ke pokok tulisan, dari penjelasan
Ketua Tim, Alifah, tujuan pemberangkatan tim peneliti dari Balar DI Yogyakarta
ke Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep ini adalah untuk melakukan penelitian
terkait keberadaan “Pulau-Pulau Kecil di Utara Jawa Dalam Arus Migrasi Masa
Praaksara”.
“Penelitian tahun ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari penelitian-penelitian tahun sebelumnya yang telah dilaksanakan
pada pada tahun 2018 dan 2019,” tutur Alifah pada Ngoser.ID.
Anggota tim berjumlah 11 orang, dan terdiri
dari beberapa unsur yang sudah ahli di bidangnya. Karena masih dalam kondisi pandemik, anggota
tim ini kemudian dipisah keberangkatannya menjadi 2 tim.
“Tim 1 merupakan tim yang fokus pada
kegiatan ekskavasi untuk memperoleh data penguat dari penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Tim ini diberangkatkan pada Senin tanggal 31
Mei 2021 dari pelabuhan Kalianget menuju ke pelabuhan Batuguluk Pulau Kangean,”
jelas Alifah.
Tim 1 berangggotakan 7 orang yang terdiri
dari 5 orang Peneliti Balar DIY dan 1 orang dari unsur Anggota IAAI (Ikatan
Ahli Arkeologi Indonesia), ditambah 1 orang lagi dari Rijang Research
Indonesia. Tim penelitian akan melakukan ekskavasi di Gua Arca selama 16 hari sejak
tanggal diberangkatkan.
Selama berada di Pulau Kangean, lanjut
Alifah, tim peneliti akan fokus melakukan ekskavasi di Gua Arca sembari
mengumpulkan informasi-informasi penunjang lainnya tentang keberadaan gua
sebagai hunian pada masa praaksara di Indonesia.
“Proses ekskavasi dilakukan dengan cara
melibatkan pula penduduk lokal sebagai tenaga lokal (tenlok) dalam proses
ekskavasi,” tambahnya.
Sedangkan tim 2, merupakan tim dari bidang
etnografi, speleologi dan bidang kesejarahan akan berangkat setelah menunggu
penjadwalan berikutnya.
Perlu diketahui, tahun ini sejatinya
merupakan tahun terakhir dalam program penelitian praaksara di wilayah
Kabupaten Sumenep. Penelitian dilakukan sejak tahun 2018 bertempat di situs Gua
Arca Desa Daandung Kecamatan Kangayan Pulau Kangean.
Menurut keterangan Alifah, data temuan pada
penelitian sebelumnya telah didapatkan berbagai jenis artefak dan ekofak yang
telah mengalami uji pertanggalan dengan hasilnya 6000BP. Sasaran yang dituju
dalam penelitian secara bertahap di Gua Arca ini adalah tinggalan budaya dalam
kronologi prasejarah yaitu hunian Gua.
Pada penelitian tahun 2019, tim peneliti
menemukan beberapa atefak berbahan batu berupa serpih-bilah. Teknologi
pembuatan peralatan ini telah ditemui sejak masa paleolotik dan berlanjut pada
masa berikutnya. Temuan-temuan tersebut kini berada di laboratorium penyimpanan
benda-benda temuan arkeologis di Balar DIY.
Penelitian tahun ini dilakukan dalam rangka
menelusuri bukti penguat bahwa Pulau Kangean telah dimanfaatkan sebagai gua
multi site sejak 6000BP. Temuan-temuan di penelitian sebelumnya telah
mengindikasikan keberadaan migrasi dan hubungan antar pulau di masa lalu.
“Temuan yang beragam ini juga menunjukkan
adanya biodiveritas di Pulau Kangean,” terang Alifah.
Hasil penelitian ini tentu saja dapat
memberikan manfaat penting bagi informasi pengetahuan kesejarahan di Sumenep.
Hal ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di wilayah Madura, sebagai bagian dari
rangkaian keberadaan Kangean dalam lintasan arkeologi praaksara di Indonesia.
(Sumber: www.sumenepkab.go.id dan www.mamira.id, dengan beberapa
perubahan dan tambahan)
0 Komentar