Kisah Halim dan Makki, Duo Perdana Dalam Legenda AURI

 

Raden Abdul Halim Perdanakusuma (kanan) dan Raden Makki Perdanakusuma (kiri). (Sumber foto: Istimewa)

Ngoser.ID-Sebuah kawasan di Kelurahan Kepanjin, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, banyak menyimpan jejak-jejak sejarah.

Kawasan yang dahulu merupakan kawasan elit keluarga sentana Keraton Sumenep. Keluarga ini menempati kawasan itu bahkan sejak akhir abad 16 Masehi.

Adalah Raden Entol Anom alias Raden Onggodiwongso, salah satu tokoh Keraton Sumenep yang pertama menempati kawasan yang kini sudah berubah menjadi kantor yayasan, panti asuhan, dan masjid.

Raden Onggodiwongso adalah patih Sumenep di abad 17, dalam keterangan lain beliau merupakan seorang Ronggo di Sumenep. Beliau tidak hanya dikenal sebagai bangsawan utama dan negarawan ulung. Namun juga seorang guru mengaji yang luas ilmunya di bidang agama.

Nah, di kawasan itu banyak lahir tokoh-tokoh legendaris Sumenep, para keturunan Onggodiwongso. Seperti Raden Demang Wongsonegoro, Raden Kromosure, Raden Tumenggung Ronggo Kertaboso Pratalikromo, Raden Werdisastro, dan lain sebagainya.

Tak hanya di lingkup lokal, tokoh-tokoh di keluarga ini juga menjadi tokoh-tokoh penting di awal berdirinya NKRI. Di antaranya Raden Abdul Rahim Pratalikrama, Raden Abdul Halim Perdanakusuma, dan Raden Makki Perdanakusuma.

Ketiganya bersaudara, sama-sama anak Raden Wongsotaruno, cicit cucu Raden Onggodiwongso. Dua nama terakhir bergelut di bidang yang sama. Keduanya juga merupakan pelopor dan para penerbang handal AURI.

Jimat Hitam

Halim dikenal sebagai seorang prajurit Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang pada satu masa bagai memiliki nyawa ganda.

Saat Perang Dunia II meletus dan melanda jagat. Nyawa prajurit bak barang murah, melayang dengan mudah. Namun Halim senantiasa berhasil membawa seluruh pesawat yang ia navigasikan, kembali ke pangkalan dengan selamat.

Di suatu waktu, pernah skuadronnya dalam perjalanan menuju ke pangkalan di Inggris, mereka dicegat oleh pesawat-pesawat bersenjata roket. Pesawat Halim dibombardir roket. Namun pria kelahiran 1922 ini berhasil lolos.

Beragam keberuntungan yang dalam dunia terbang ini, membuat Halim mendapat julukan dari kawan-kawan penerbang Inggrisnya: The Black Mascot alias Jimat Hitam.

Konon, hitam merujuk pada kulit berwarna Halim. Ia dianggap sebagai pembawa keberuntungan atau keselamatan bagi skuadron tempurnya.

Namun meski diiringi beragam keberuntungan lainnya, Halim sampai juga di saat nahasnya. Tahun 1947, di bulan dua belas, pesawat Avro Anson RI 003 menjadi pesawat pamungkas yang ia kendalikan. Saat itu ia terbang bersama Opsir Udara I Iswahjudi, seorang penerbang andal.

“Menurut keterangan keluarga Halim dan sesuai data sejarah, beliau bertugas bersama Marsekal Muda Iswahyudi dengan menggunakan pesawat Avro Anson VH-BBY (RI-003) yang dibeli dari seorang berkebangsaan Australia bernama Keegan,” ungkap Iik Guno sasmito, salah satu kerabat Halim.

Seperti diketahui, pada tahun 1947, saat terjadi clash dengan Belanda yang tidak puas menjajah atau ingin kembali mengeruk Indonesia, Halim bertugas membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.

Sayang, sepulangnya dari Bangkok, Thailand, tepat pada tanggal 14 Desember 1947, pesawat yang ditumpangi Halim dan Iswahyudi jatuh di Pantai Tanjung Hantu Perak, Malaysia.

Dugaan, pesawat jatuh karena cuaca buruk. Dan dugaan lain karena ditembak (sabotase). Jasad Halim berhasil ditemukan. Namun tidak dengan Iswahyudi. Selama beberapa tahun jasad Halim dikebumikan di Perak Malaysia sebelum akhirnya dipindah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta.

Halim meninggalkan seorang isteri yang tengah mengandung waktu itu. Kelak, anaknya yang bernama Ian Santoso mengikuti jejaknya meniti karir sebagai perwira di Angkatan Udara RI.

Duo Perdanakusuma dalam Dunia AURI

Seperti kakaknya, Halim, Makki Perdanakusuma ialah salah satu dari deretan penerbang pertama yang dimiliki TNI AU setelah Indonesia merdeka.

Lahir 1928 di Sumenep. Saat itu ayahnya, Wongsotaruno sudah kembali ke Sumenep, pasca mundur sebagai Patih Sampang.

Dalam sebuah sumber, Makki Perdanakusuma merupakan lulusan Pilot AURI yang berlatih di TALOA (Transocean Air Lines Oakland Airport) Academy of Aeronautics, Bakersfield California USA tahun 1950.

Sebanyak 60 kadet AURI yang belajar disana dan mereka terkenal dengan nama “The 60 Californians”, 45 kadet lulus sebagai penerbang dan sisanya menjadi Navigator.

Makki Perdanakusuma lulus dengan menyandang predikat 20 “pilot pilihan” , penerbang jagoan, lulusan terbaik, bersama dengan antara lain Omar Dani dan Leo Wattimena dan kemudian terpaksa harus tinggal di Amerika lebih lama tujuh bulan sebagai tambahan untuk berlatih sebagai “Instructor Pilot”.

Makki termasuk para pelopor, perintis, senior yang turut membangun Angkatan Udara Republik Indonesia bersama dengan Suryadarma dan kawan-kawan.

Makki menikah dengan aktris tanah air terkenal Indrati Iskak. Dari pernikahan ini lahir Sania Makki, Sakti Makki, dan Sari Makki.

Makki wafat di Jakarta, 27 Juli 2014, dan dimakamkan di TMP Kalibata.

Ng

Posting Komentar

0 Komentar