Berikut Empat Dinasti yang Pernah Memerintah di Sumenep (Bagian 2)

 

Potret salah satu pasarean Raja Sumenep Dinasti Wiraraja. (Foto/Ngoser.ID)

Ngoser.ID - Nama Aria Bangah didapat dalam catatan daftar penguasa Sumenep di Museum Keraton setempat. Kemungkinan sejak masa pemerintahan Bupati Drs Abdurachman (1963-1974). Kebetulan Abdurachman merupakan Bupati Sumenep yang mendirikan museum tersebut pada 9 Maret 1965.

Catatan lebih tua merujuk pada tulisan Bupati Pamekasan RTA Zainalfattah dalam bukunya yang berjudul "Sedjarah Tjaranja Pemerintahan Di Daerah-Daerah Kepulauan Madura dengan Hubungannja" (1952). Sementara dalam literatur lain seperti Babad Sumenep dan catatan lainnya yang ditulis di dekade kedua dan ketiga abad 20, kebanyakan memulai kisah para penguasa Madura Timur pada tokoh Pangeran Mandaraga, penguasa Sumenep yang disebut keturunan dari Aria Bangah.

Daftar penguasa Sumenep yang ada di Museum Keraton Sumenep juga mencantumkan masa pemerintahannya. Aria Bangah tercatat memerintah sejak 1292-1301 M.

Bangah digantikan putranya yang bernama Aria Danurwenda alias Lembu Suranggana (1301-1311).

Lalu secara berturut-turut berdasar garis keturunan (ayah ke anak) penguasa selanjutnya ialah:

- Aria Asrapati (1311-1319)

- Panembahan Joharsari (1319-1331)

- Pangeran Mandaraga alias R. Piturut (1331-1339)

Setelah Mandaraga, estafet pemerintahan turun pada putranya yang bernama Natapraja alias Pangeran Bukabu (1339-1348). Setelah itu Natapraja digantikan saudaranya yang bernama Nataningrat alias Pangeran Baragung (1348-1358).

Setelah Pangeran Baragung tercatat nama Pangeran Saccadiningrat atau Secodiningrat. Nama lainnya tertulis Agung Rawit (Zainalfattah menulisnya Anggung Rawit). Tokoh ini disebut Zainalfattah sebagai anak Pangeran Baragung yang dikenal sebagai penguasa Sumenep setelahnya (1358-1366). Agung Rawit atau Secodiningrat menikah dengan sepupunya, Dewi Sarini putri Pangeran Bukabu. Dari pernikahan itu lahir Gajah Pramodo alias Pangeran Secodiningrat II, penguasa selanjutnya (1366-1386).

Susunan genealogi di atas agak berbeda dengan Babad Sumenep (tulisan Raden Werdisastra, tahun 1914, terbit pertama 1921). Werdisastra menyebut Pangeran Baragung memiliki anak perempuan bernama Endang Kilangen. Putri ini bersuamikan Bramanakanda (tidak dijelaskan asal-usulnya dalam babad). Dari pernikahan itu lahir Wagungru'yat yaitu Pangeran Secodiningrat (tokoh yang identik dengan Agung Rawit di atas).

Wagungru'yat menikah dengan Sarini, saudara sepupu ibunya, yaitu putri Pangeran Bukabu. Dan dari pernikahan tersebut lahirlah Saini alias Raden Ayu Pottre Koneng (Putri Kuning).

Susunan genealogi babad juga hampir sama dengan tulisan Kartasoedirdja dalam "Tjareta Nagara Songennep" (1919, terbit 1921), dengan sedikit perbedaan nama.

Kartasoedirdja menyebut Pangeran Bukabu berputra Sarini yang menikah dengan Pangeran Banasare, putra Bermana Kanda dengan Endang Kellengngan putri Pangeran Baragung. Jadi Pangeran Banasare identik dengan Wagungru'yat dalam catatan babad. Pernikahan Sarini dengan Pangeran Banasare melahirkan Sahini alias Pottre Koneng.

(Bersambung)

Posting Komentar

0 Komentar