The Flying Dutchman: Antara Mitos dan Imajinasi Superioritas Kapal Perang VOC

The Flying Dutchman, lukisan kapal hantu karya Charles Temple Dix. Keberadaan kapal yang diyakini terkutuk itu diduga sekedar gejala alam yang dikenal sebagai Fata Morgana. (Sumber Wikipedia Commons)

Ngoser.ID - Meski berbagai versi beredar, kisah “kapal hantu” The Flying Dutchman memiliki sisi historis. Ia adalah kapal VOC yang berlayar ke pulau Jawa sekitar tahun 1600-an (tahun pasti masih diperdebatkan), namun karam karena diterjang badai. Pada film Pirates of Carribean, kapal ini digambarkan sangat tangguh, bahkan tak terkalahkan, dan hal ini terbukti secara historis.

Kapal ini termasuk jenis kapal perang Dutch East Indiaman/Fluyt, merupakan kapal “maha dahsyat tak terkalahkan” di zamannya (1600an-1700an). Kapal jenis ini ialah penguasa laut dan menjelma sebagai malaikat maut yang menenggelamkan armada mana pun dengan cara amat mengerikan. Kemutakhiran kapal ini telah mengantarkan VOC menjadi perusahaan terkaya sepanjang sejarah umat manusia.

Setangguh itukah?

Bagaimana dengan episode Pertempuran Arosbaya, Jumat, 6 Desember 1596? Ya, menurut van Neck dalam buku Het Tweede Boeck (1601), disebutkan bahwa 4 kapal armada ekspedisi pertama Belanda ke Nusantara “kalah telak”, bahkan 2 dari 4 kapal mereka (tipe Dutch East Indiaman Dan Fluyt) berhasil ditawan oleh Kerajaan Arosbaya. Hal ini memaksa Cornelis de Houtman untuk menebusnya dengan nominal begitu fantastis.

“Pertempuran Pertama” mereka (Bangsa Belanda) di Nusantara tersebut tercatat sebagai momen traumatik yang tak dapat dilupakan dalam sanubari sejarah, selalu dimunculkan dalam buku-buku sejarah Belanda, sejak tahun 1600an hingga kini. Namun, pernahkah kita menemukannya di buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah?

M Rizki Taufan/Ng

Posting Komentar

1 Komentar